Dibalik Demontrasi Anti-Mubarok
Mungkin kita telah optimis bahwa akan ada perubahan yang lebih baik yang akan terjadi di Mesir dengan turunnya Husni Mubarok. Mungkin iya dan mungkin tidak. Tapi dari fakta-fakta yang ada, kita masih pesimis akan adanya perbaikan di Mesir karena ternyata dibalik penjatuhanMubarok ada Amerika di sana. Satu hal yang paling jelas adalah keterlibatan Amerika Serikat dalam mendukung kelompok-kelompok oposisi anti Mubarok di Mesir. Mari kita lihat fakta-faktanya:
Tahun 2008 Aktifis gerakan oposisi telah diterima oleh Condoleezza Rice di Amerika Serikat dan berlanjut tahun 2009, oleh sekertaris negara, Hillary Clinton untuk membahas kondisi Mesir ke depan dimana HAM dan Demokrasi menjadi isu utama. Februari hingga Maret 2010, Freedom House mengkarantina 11 blogger dari timur tengah dan Afrika Utara dari berbagai perwakilan organisasi selama dua minggu. Mereka study tour di Washington dan mengikuti pelatihan-pelatihan- digital security, digital video making, message development and digital mapping.
Melalui Freedom House, National Endowment For Democracy, Amerika Serikat mendukung gerakan-gerakan perlawanan terhadap Mesir. Ratusan jumlahnya organisasi oposisi didanai dan didukung oleh Amerika Serikat. Gerakan Kifayah dan Gerakan 6 april yang menjadi pencetus utama dan penyebar propaganda anti Mubarok melalui Facebook, Twitter, dan blog adalah organisasi yang didanai dan didukung oleh Amerika Serikat (Michel Chossudovsky.2011. The Protest Movement in Egypt: "Dictators" do not Dictate, They Obey Orders/www.globalresearch.ca)
Kepentingan AS di Mesir
Hubungan Amerika Serikat dengan Mesir telah berlangsung sejak lama utamanya tahun 1978 disaat Mesir secara resmi mengakui negara Israel dan menjalin hubungan dengan Israel. Saat itu juga dukungan besar-besaran mengalir dari Amerika Serikat ke Mesir. Tiap tahun Mesir mendapatkan bantuan biaya militer sekitar 1,3 miliar dollar AS kedua terbesar setelah Israel, 3 miliar dollar/tahun. Gandum sekitar 80% kebutuhan Mesir diimpor dari AS.
Adapun Kepentingan Amerika Serikat di Mesir adalah: pertama, Mesir digunakan sebagai alat untuk menjaga Israel dari semua kemungkinan yang bisa membahayakan Israel. Contohnya, pembuatan perbatasan antara Mesir dan Gaza Palestina untuk menahan laju pengungsi dari Palestina ke Mesir; menahan pasokan persenjataan untuk para mujahid di Palestina dan menahan siapa saja yang akan masuk ke Gaza untuk membantu para pejuang disana. kedua, adalah menahan laju pertumbuhan gerakan-gerakan Islam militan, anti Amerika dan Israel di Mesir. Sehingga, kelompok Ikhwanul Muslimin, Hizbut-Tahrir dan gerakan-gerakan yang lain sangatlah dibatasi pergerakannya oleh pemerintah Mesir, bahkan mereka ditangkapi disiksa, dan dibunuh. Selanjutnya, Terusan Sues sebagai salah satu wilayah strategis perdagangan dunia menjadi satu hal yang sangat penting bagi Amerika Serikat. Hasil produksi minyak dari teluk Persia atau negara-negara Timur Tengah diangkut melewati terusan ke Amerika Serikat. Disinilah pentingnya Amerika Serikat mendukung pemerintah yang pro-Amerika Serikat di Mesir untuk menghalangi semua yang bisa membahayakan kepentingan AS di Timur Tengah.
Amerika Berwajah ganda, Kenapa?
Ada ketidak konsistenan Amerika Serikat dalam kebijakan luar negerinya terhadap Mesir. Amerika memberikan dukungan yang besar terhadap pemerintahan totaliter Husni Mubarok Sejak 30 tahun yang lalu; memberikan sekitar 1,3 atau 1,5 miliar dollar AS ke Mesir. Disisi lain AS jugalah yang telah mendukung kejatuhan Mubarok. Ada kepentingan apa AS dibalik wajah gandanya?.
Yang mesti dipahami dan sangat dipahami oleh AS bahwa negara yang totaliter dan repressif akan melahirkan kemarahan bagi rakyat dan demonstrasi untuk meruntuhkan rezim pasti akan terjadi. Mengerti dengan hal itu, Amerika Serikat mesti terlibat untuk ikut meruntuhkan Mubarok. Karena ketika AS tidak terlibat, bisa saja isu demonstrasi yang terjadi di Mesir bukan lagi penurunan Mubarok. tapi, dukungan rakyat terhadap ideologi tertentu; menolak AS, Israel dan Kapitalisme, artinya revolusi sosial mungkin terjadi. Dan Terbukti, dalam aksi unjuk rasa yang terjadi, isu yang mendominasi dalam aksi itu hanyalah pergantian rezim Mubarok sementara Amerika, Israel dan simbol-simbolnya tidak tersentuh. Artinya , Amerika jualah yang memenangkan konflik di Mesir. Gerakan-gerakan oposisi yang telah didukung oleh Amerika Serikat terbukti berhasil menjalankan skenario Amerika Serikat.
Harapan Masa Depan Mesir
Mesir sebagai sebuah wilayah strategis di timur tengah tentunya tidak akan dilepaskan begitu saja oleh Amerika Serikat. Apalagi Mesir jatuh ketangan-tangan kelompok yang anti dengan Amerika,. Amerika tidak akan rela hal itu terjadi. Rekayasa penurunan Mubarok hanyalah untuk menurunkan Mubarok yang sudah tidak disukai oleh rakyatnya karena telah terlalu lama menindas. Kemudian akan diangkat calon yang bisa diterima oleh semua kalangan, baik oposisi ataupun rakyat Mesir sendiri dan tetap mempertahankan posisi dan hegemoni Amerika Serikat,.
Harapan perubahan ke arah yang lebih baik masih jauh dari kenyataan. Kesimpulannya, Amerika betul-betul terbukti telah mengelola konflik yang terjadi di Mesir secara cerdas untuk tetap mengokohkan kakinya di Mesir dan Timur Tengah. Sementara rakyat mesir yang rindu kebebasan dan kesejahteraan hanya menjadi pion-pion penggerak keinginan Amerika Serikat dan akan kembali menjadi sasaran empuk Amerika Serikat. Wallahu a`lam